Fenomena Dangdut Koplo Dan Musik Jaranan – Musik Dangdut koplo yang mengiringi lagu Iwak Peyek yang sedang populer saat ini (dipopulerkan kembali oleh Trio Macan) atau Alamat Palsu (dinyanyikan oleh Ayu Ting Ting) adalah terutama didasarkan pada musik pengiring tradisional tari Jaranan.
Fenomena Dangdut Koplo Dan Musik Jaranan
tbadl – Tarian Jaranan populer di Jawa Timur sebagai kesenian rakyat, perpaduan antara musik yang dinamis dan irama gendang yang menghentak. Ini adalah ciri bentuk hiburan populer yang ditujukan langsung kepada khalayak ramai sehingga harus terus menjaga daya tariknya dengan musik yang membangkitkan semangat dan membangkitkan semangat.
Binaragawan yang juga Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang dan Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Henricus Supriyanto menjelaskan hal itu kemarin, Minggu (12/2/2012).
Munculnya lagu-lagu Dangdut Koplo sebagai fenomena sosial terlihat dari gemerlapnya penampilan panggungnya, larisnya penjualan album VCD dan tayangan VCD, meski banyak yang tidak legal bahkan bisa saja ditutup. sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya global.
“Masyarakat bosan dan muak dengan globalisasi yang menindas, dan mereka ingin melarikan diri ke tempat yang mudah, santai, dan tidak menuntut. Jadi itu jawabannya,” ujarnya.
Dangdut Koplo tidak akan mampu bertahan tanpa dukungan para pendukungnya. Menurut Prof Henri, hal ini merupakan titik balik dari proses matinya berbagai kesenian rakyat atau tradisional. Sastra Jawa berangsur-angsur hilang, sama seperti teater rakyat seperti Ludruk juga berangsur-angsur hilang atau bisa dikatakan mati, namun justru 7-10 tahun terakhir ini muncul jenis dangdut baru yang berupa gabungan dari dangdut dan musik jaranan.
Penjelasan yang sama juga bisa diberikan, misalnya untuk kemegahan OVJ, Opera Van Java di televisi dengan rating tinggi. Menurutnya, unsur pertunjukan OVJ didasarkan pada Teater Kentrung.
Jaranan sendiri merupakan salah satu jenis tari tradisional yang lebih ringkas dan ringkas sehingga dapat memenuhi selera masyarakat yang membutuhkan segala bentuk kebudayaan instan. “Jaranan adalah gabungan antara tari dengan teater yang menceritakan tentang suatu tarian berburu babi hutan (yang dibawakan oleh penari dengan menggunakan alat peraga bambu) oleh pemburu di atas jaran (jaran = kuda),” ujarnya.
Jaranan konon diasosiasikan dengan religiusitas masyarakat Jawa sebagaimana doktrin sedulur papat limo pancer (saudara keempat dan kelima di tengah adalah diri kita sendiri), yang menggambarkan, layaknya manusia dalam diri mereka, mereka harus mengendalikan empat jenis keinginan, yang sesuai dengan tarian babi hutan (babi hutan).
Di beberapa daerah di Jawa Timur terdapat empat warna tari babi hutan yaitu kuning, putih, merah dan hitam, sedangkan di daerah lain di Jawa Timur warnanya hanya hitam. Jaranan tumbuh terutama di komunitas Abangan, kata Henri. Hal ini menjelaskan mengapa musik dangdut koplo begitu mudah beradaptasi dengan pertunjukan panggung yang cabul dan muatan lirik yang berani dan kritis serta seringkali bertentangan dengan ketertiban umum.
Saya rasa moralitas tidak perlu dipertanyakan, karena dalam masyarakat pasti selalu ada jalan keluar dari kehidupan sehari-hari (melarikan diri dari rutinitas dan kehidupan yang membosankan). Jadi mau kemana, tentu tempat-tempat yang bisa nonton Dangdut Koplo, seperti Iwak Peyek atau Alamat Palsu em,” kata Henri.
Musik dangdut telah mengakar kuat di hati masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi identitas bangsa yang kini merambah ke kancah global. Seiring berkembangnya musik dangdut, muncullah subtitle baru yaitu Dangdut Koplo yang populer sejak tahun 2000an hingga saat ini.
Baca juga : Mengenal Seni Jaranan dan Sejarahnya
Dengan hentakan drum yang khas, kita simak Dangdut Koplo OM (Orkestra Melayu) yang populer di Indonesia pada ulasan di bawah ini!
1. OM Sagita
Grup Sagita koplo berasal dari Nganjuk, Jawa Timur dan didirikan oleh Eny Sagita Kombinasi musik koplo dan seni jaranan atau kuda lumping, sering disingkat jandut (jaranan dangdut).
Aktif sejak tahun 2009, Sagita telah berkolaborasi dengan berbagai penyanyi untuk membawakan lagu-lagunya antara lain Nella Kharisma, Happy Asmara, Irene Ghea dan masih banyak lagi. Selain itu, Sagita juga memiliki bahasa gaul Assololley yang melekat di telinga orang.
2. OM Sonata
Grup musik Dangdut Koplo Sonata asal Jombang yang dipimpin oleh Edy Sonata juga berasal dari Jawa Timur. Dua dekade lebih kaya dari genre musik koplo, Sonata telah berkolaborasi dengan banyak penyanyi antara lain Deviana Safara, Suliana, dan Dian Marshanda.
Selain itu, grup Sonata juga memiliki MC bernama Budi Sadewo yang gaya bicara bahasa Inggrisnya yang unik menarik banyak perhatian generasi muda.
3. OM New Pallapa
New Pallapa berasal dari Sidoarjo Jawa Timur dan merupakan grup koplo yang sudah ada sejak tahun 2000an dan dahulu bernama OM Palapa atau Orkes Melayu Palapa.
New Pallapa semakin hadir di genre musik koplo dan telah berkolaborasi dengan banyak penyanyi terkenal seperti Via Vallen, Tasya Rosmala, Jihan Audy dan masih banyak lainnya.
4.OM Monata
Dipimpin oleh Cak Gatot, Monata merupakan band dangdut koplo yang dibentuk pada tahun 1995. Grup ini juga dikenal dengan penyanyinya yang bernama Shodiq, dengan rambut gimbal khasnya.
Selain itu, Monata juga mempelajari banyak penyanyi dangdut tanah air yang sedang sukses saat ini, seperti Inul Daratista, Duo Virgin dan masih banyak lagi lainnya.
5.Pantura OM
Lagu dangdut koplo Pantura merupakan salah satu lagu yang paling banyak digemari, apalagi namanya mirip dengan nama jalan yang biasa kita lalui ketika ingin ke Pulau Jawa.
Berasal dari Demak, Jawa Tengah, Pantura disutradarai oleh Bambang Riyanto dan telah berkolaborasi dengan penyanyi dengan vokal hebat seperti Reza Lawangsewu, Acha Kumala, Ratna Nurma dan masih banyak lainnya. Bagi yang ingin terjun di genre musik Dangdut Koplo dan memiliki keahlian di bidang tersebut, segera daftarkan diri Anda untuk menjadi bintang di acara terbaru produksi ANTV x Rans Entertainment yaitu Koplo Superstar.