Jenis Alat Musik Hadroh Yang Dikembangkan Di Indonesia

Jenis Alat Musik Hadroh Yang Dikembangkan Di Indonesia

Jenis Alat Musik Hadroh Yang Dikembangkan Di Indonesia –  Hadroh merupakan seni musik yang berkembang di Indonesia, biasanya digunakan untuk mengiringi doa yang berisi puji-pujian pada saat memainkan Maulid Nabi Muhammad SAW. Alat musik ritmis ini sering memeriahkan acara-acara Islam, seperti perayaan ulang tahun, syukuran, dan acara Peringatan Hari Raya Islam (PHBI).

Jenis Alat Musik Hadroh Yang Dikembangkan Di Indonesia

Jenis Alat Musik Hadroh Yang Dikembangkan Di Indonesia

tbadl – Seiring berjalannya waktu, hadroh mengalami modifikasi dan kreasi dari segi alat yang digunakan. Salah satu genre hadroh yang sangat populer di Indonesia adalah Hadroh Habsyi. Selain Habsyi, ada juga kesenian Hadroh Al-Banjari yang cukup berkembang di wilayah Jawa Timur.

Hadroh Habsyi lebih dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya karena memiliki euforia yang membuat orang tertarik. Beberapa kelompok hadroh yang dikenal masyarakat antara lain Ahbabul Musthofa, Az-Zahir dan Syubbanul Muslimin.

Berbeda dengan Hadroh Al-Banjari yang merupakan seni sembunyi-sembunyi murni, alat yang digunakan dalam Hadroh bergenre Habsyi lebih bervariasi.

 

Baca Juga : Sejarah Alat Musik Betawi 

 

Mari kita lihat lima jenis alat musik hadroh yang berkembang di Indonesia.

1. Bass
Secara fisik bass merupakan alat musik hadroh dengan ukuran yang paling besar diantara alat musik lainnya. Tak hanya ukurannya, suara yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan alat musik lainnya.

Bass biasanya terbuat dari kayu dengan permukaan mika atau kulit binatang yang indah. Bass dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat yang bagian atasnya dilapisi busa padat.

Bass berfungsi sebagai pengiring dan pengatur tempo. Kunci bermain selaras dengan suara terletak pada bassnya. Jika pemain bass melakukan kesalahan maka akan mengganggu keharmonisan iringan instrumen lain dan suara vokal.

2. Tam atau Tung
Tam adalah alat musik hadroh yang mengiringi atau merupakan tandem dari bass itu sendiri. Alat ini berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 cm dengan permukaan mika atau kulit. Cara memainkannya cukup dengan mengetuk-ngetukkan jari atau bisa juga menggunakan stik yang lebih kecil.

3. Darbuka
Sekilas, alat musik ini mirip dengan dumbuk yang pada umumnya digunakan sebagai instrumen dasar dalam seni musik Islam. Darbouka biasanya terbuat dari alumunium cor atau alumunium cor, sedangkan dumbuk terbuat dari kayu. Mika yang digunakan juga sedikit berbeda dengan karakteristik suara yang berbeda.

 

Baca Juga : The Most Popular Tourist Destinations in the Philippines that You Must Visit

 

4. Rusa roe
Kalau diperhatikan, bentuk rusa roe dan tamnya mirip, hanya ukurannya saja yang berbeda. Keprak terbuat dari kayu mahoni atau nangka. Kepakrak dimainkan berpasangan dengan bunyi-bunyian yang saling tanggap.

Jika disimak sekilas, bunyi yang dihasilkan keprak dan cara memainkannya hampir sama dengan cara memainkan alat musik marawis, hanya saja cara memainkan keprak cenderung monoton dan tidak monoton. banyak variasinya atau hanya sekedar pengisi saja.

5. Rebana atau Hadroh
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut jenis gendang ini. Ada yang menyebutnya ketimpring, hadroh atau terbang. Alat musik ini merupakan ikon seni hadroh sebagai alat musik utamanya.

Dajre bentuknya mirip dengan kepraku dan tami, hanya saja alat musik ini ukurannya jauh lebih besar. Permukaan gendang yang dipukul terbuat dari kulit sapi seperti kambing atau sapi.

Diputar dari mundur. Istilah yang digunakan untuk menyebut pola pukulan yang saling berbalas, seperti nikai-nganai atau lanangan-wedokan.

Seni Religi “Hadroh” Masih Tetap Eksis Ditengah Gencarnya Musik Modern

Diantara musik modern yang terus berkembang, seni religi Islam “Hadroh” tetap bertahan dan eksis hingga saat ini. Contohnya bisa kita jumpai di Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, tepatnya Desa Tegal Duwur. Ada kelompok seni Hadroh yang sedang mengadakan pesta di rumah Supard tempat putrinya akan menikah. Sabtu (13/05) malam.

Hadroh merupakan salah satu jenis lagu sholawat Nabi yang disajikan dalam bentuk karya seni. Kesenian ini terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti rebana, tifa, bas, tam/tum dan keplak yang dipadukan dengan suara dan gerak khusus. Hadrohu biasanya dibawakan pada saat acara keagamaan, seperti pernikahan, arak-arakan dan acara memperingati hari besar Islam.

Suparmin Adi Putra Sadana selaku wali Hadrohu menjelaskan bahwa Hadrohu merupakan salah satu wujud kebudayaan Islam yang sangat penting. Ia berharap kesenian ini tetap lestari dan terus berkembang. Menurutnya, Hadroh mampu menyampaikan pesan keagamaan kepada masyarakat dengan cara yang menghibur dan mudah dipahami.

Suparmin juga menambahkan bahwa Hadroh bisa menjadi alat dakwah yang sangat efektif. Saat acara keagamaan, Hadroh mampu membangkitkan rasa hormat dan kekhusyukan di kalangan jemaah serta membantu menguatkan keimanan dan ketakwaan. Selain itu, Hadroh juga bisa menjadi salah satu cara mempererat silaturahmi antar saudara muslim.

Meski terus eksis dan sangat populer, kesenian Hadroh bukannya tanpa tantangan. Di era modern seperti sekarang ini, banyak remaja yang lebih memilih musik modern dibandingkan Hadroh. Oleh karena itu, Suparmin dan penggiat Hadroh lainnya terus berupaya untuk memperkenalkan kesenian ini kepada generasi muda agar Hadroh tetap lestari dan terus berkembang di masa depan.

Di tengah kekhawatiran terkikisnya seni tradisional akibat pengaruh budaya asing, Hadroh mungkin bisa menjadi harapan baru bagi pecinta seni Islam. Sebagai bagian integral dari budaya Indonesia, Hadroh patut dilestarikan dan dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga..